Wednesday, May 22, 2013

Absolutely Don't Try This At Real Life Because This Is Not Normal Sexual Expression

Paraphilia...apa itu paraphilia? Sebelum saya masuk pada definisi dari istilah itu....saya ingin merecall kembali tentang apa yang sudah pernah saya tulis sebelumnya tentang ekspresi seksual dimana kalau ada persetujuan dari kedua pihak maka suatu hubungan boleh saja dilakukan asal kedua pihak terpuaskan. Nah tetapi kalau untuk yang akan kita bicarakan kali ini....prinsip yang sudah saya katakan itu tidak berlaku kali ya? Karena kali ini yang akan kita bicarakan adalah ekspresi seksual yang lain dari biasanya...atau abnormal mungkin ya kalau di Indonesia...baiklah kalau begitu kita mulai saja pembahasan kita tentang paraphilia

Paraphilia adalah fantasi seksual yang menggairahkan, dorongan seksual, dan perilaku yang terus muncul dan intens yang melibatkan suatu nafsu untuk objek erotis pada 6 bulan atau lebih yang melibatkan objek bukan manusia, penderitaan atau memalukan diri sendiri atau pasangan, atau anak-anak. Perilaku paraphilia ini menimbulkan tekanan penting dan menghambat kemampuan seseorang dalam bekerja, berinteraksi dengan teman, dan area penting lainnya. Orang dengan paraphilia bisa datang dari berbagai tingkat sosial ekonomi yang berbeda, bisa dari berbagai etnis dan kelompok ras tertentu, dan juga bisa dari berbagai orientasi seksual yang berbeda. Faktor yang ditemukan berhubungan dengan perkembangan paraphilia termasuk didalamnya kehidupan seks orang tersebut, tumbuh di keluarga yang bermasalah atau mengalami masalah keluarga pada waktu masa anak-anak dan kekerasan seksual di masa lalu. 

Jenis-jenis paraphilia sendiri ada banyak...mulai dari fetishism, sadism, masochism, exhibitionism, voyeurism, transvestism, dan pedophilia. Penanganan untuk orang dengan paraphilia pertama perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan melalui self-report, observasi perilaku, tes fisiologis atau tes kepribadian. Secara keseluruhan tujuan paling penting dari terapi adalah harus dapat merubah perilaku orang tersebut. Penanganan untuk paraphilia mungkin dapat dilakukan lewat terapi kelompok, individual, atau family therapy, pengobatan medis, edukasi atau mengubah cara berpikir, dan kelompok yang biasa disebut self-help groups. Terapi perilaku adalah yang paling sering digunakan dalam menangani paraphilia, teknik seperti shame aversion, systhematic desensitization, orgasmic, reconditioning, dan satiation therapy. Intervensi lewat obat-obatan dan operasi juga dapat dilakukan melalui testosterone suppressing drugs, antidepressants, dan chemotherapy juga dapat digunakan.

Ok...semuanya saya rasa sudah jelas ya hehehe mulai dari apa itu paraphilia, jenisnya, dan bagaimana intervensinya...kalau menurut saya kenapa bisa ada berbagai perilaku menyimpang itu tentunya karena ada pengalaman masa lalu yang menyebabkan orang tersebut tumbuh menyimpang...sebab menjadi seorang dengan paraphilia itu bukanlah merupakan sesuatu yang bersifat turunan...melainkan karena pilihan....mereka memilih untuk menjadi orang seperti itu tentu ada sebabnya...entah karena waktu kecil pernah mengalami kekerasan seksual atau masalah dalam keluarga...ya tentunya saya kasihan melihat orang dengan paraphilia karena mereka terjebak dalam penjara sosial menurut saya...dimana apabila mereka ketahuan memiliki ekspresi seksual yang tidak biasa ini kemungkinan mereka akan langsung diberi label oleh masyarakat. Sebab hal-hal seperti ini bukanlah merupakan sesuatu yang umum dan dibenarkan dalam lingkungan masyarakat....oleh karena itu saya rasa sangatlah penting untuk orang dengan paraphilia (apabila ia merasa terganggu dengan keadaannnya sekarang) untuk mencari penanganan atau pengobatan...tetapi kalau mereka sendiri tidak merasa terganggu dengan ekspresi seksual mereka ya...mereka tidak perlu mencari pengobatan atau semacamnya....karena tidak ada gunanya juga diobati kalau orangnya sendiri tidak mau berubah....

Wednesday, May 8, 2013

Why Bother Being Hypocrites When You yourself Need to Express Your Sexual Desire?

Cara mengekspresikan bentuk cinta pada pasangan dapat dilakukan dalam bentuk sexual expression...apa itu sexual expression? Yang dimaksud dengan sexual expression adalah cara seseorang memuaskan kebutuhan seksualnya dalam cara tertentu. Dalam pertemuan kelas perilaku seksual kali ini saya melihat berbagai bentuk ekspresi seksual yang dapat dilakukan oleh pasangan menikah...dan menurut saya semuanya itu adalah suatu hal yang menarik karena dengan tahu berbagai informasi tersebut saya menjadi lebih mengerti tentang kelebihan dan kekurangan dari masing-masing ekspresi seksual yang ada dalam pasangan menikah. Mungkin kalau untuk budaya indonesia segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran aktivitas seksual masih tidak begitu banyak yang terbuka...tetapi dengan ikut kelas perilaku seksual kali ini setidaknya saya sudah mengetahui beberapa hal tentang aktivitas seksual yang dilakukan oleh baik pria dan wanita, kemudian saya juga menjadi tahu kenapa mereka melakukan aktivitas seksual tersebut (seperti masturbasi misalnya...). Pada dasarnya menurut saya segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia didasari oleh adanya kebutuhan, oleh karena itu apabila kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi dengan cara yang sehat maka akan terjadi konflik batin dalam diri orang tersebut.

Lalu untuk masalah ekspresi seksual terkadang juga dipengaruhi oleh agama dan budaya. Kedua hal ini sangatlah kuat loh pengaruhnya pada ekspresi seksual yang dapat dilakukan oleh seseorang. Pada agama tertentu ada yang menganggap bahwa melakukan masturbasi merupakan suatu dosa sehingga seseorang tidak diperbolehkan melakukan masturbasi. Padahal masturbasi sendiri sebenarnya merupakan bentuk atau cara ekspresi seksual yang dilakukan oleh baik laki-laki maupun perempuan untuk memenuhi kepuasan seksual tersendiri. Untuk negara yang menganut budaya ketimuran seperti Indonesia maka beberapa gaya atau posisi dalam berhubungan seksual tidaklah semuanya cocok disini bahkan beberapa gaya atau posisi seksual tersebut mungkin dianggap tidak pantas disini. Tapi ya itu kembali lagi ke perjanjian aturan main yang sudah ditetapkan oleh pasangan menikah, jadi kalau memang keduanya sudah setuju dan tidak ada masalah dengan gaya main tersebut...ya tidak jadi masalah yang penting baik kebutuhan suami maupun istri sama-sama saling terpenuhi.

Salah satu bentuk ekspresi seksual yang sudah ada pada setiap diri orang adalah fantasi seksual. Kenapa seseorang berfantasi seksual? Karena dengan fantasi seksual, kita dapat membayangkan suatu hal yang tidak dapat kita lakukan di dunia nyata. Terkadang ada banyak aktivitas seksual yang ingin dilakukan oleh seseorang tetapi tidak diijinkan oleh norma yang ada karena dianggap terlalu tabu, sehingga dengan fantasi seksual orang tersebut setidaknya dapat memuaskan kebutuhannya tanpa perlu dikecam atau dipersepsikan negatif oleh norma yang diatur dalam lingkungannya. Selanjutnya perlu diketahui atau diingat bahwa fantasi seksual pada laki-laki dan perempuan berbeda loh....letak perbedaannya sangat sederhana sebenarnya, jadi begini kalau perempuan lebih sering melakukan fantasi dimana ia dengan pasangannya menghabiskan waktu berdua dalam suasana romantis dan lebih banyak melibatkan sentuhan seperti membelai rambut dan memegang tangan. Tetapi kalau fantasi seksual laki-laki lebih agresif dan aktif tidak lambat seperti fantasi seksual perempuan, laki-laki lebih sering berfantasi tentang hubungan seksual secara langsung tanpa adanya sentuhan atau adegan suasan romantis. Setidaknya itulah yang saya dengar dari pembelajaran tentang fantasi seksual di kelas perilaku seksual tadi.

Jadi kesimpulannya kita tidak perlu munafik atau menolak tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ekspresi seksual yang ada...pada dasarnya manusia itu sendiri adalah makhluk yang memiliki kebutuhan atau dorongan untuk melakukan aktivitas seksual. Nah sekarang yang menjadi masalah itu terkadang cara untuk memenuhi kebutuhannya itu yang salah...seperti kasus pemerkosaan dan semacamnya itu merupakan cara yang salah untuk memenuhi kebutuhan seksual seseorang, karena dimana-mana menurut saya tidak adil kalau hanya satu pihak yang menikmati dalam melakukan hubungan seksual. Ya harus ada kesepakatan bersama tentunya kalau mau melakukan hal tersebut sehingga dua pihak sama-sama terpuaskan dan tidak dirugikan, bukankah kalau begitu lebih baik? hehehe : )

Wednesday, May 1, 2013

Unexpected things might happen if you are not careful.

Penyakit menular seksual atau yang biasa dikenal dengan sexually transmitted disease dapat menular melalui cara yang tidak terduga. Hal ini saya ketahui setelah mendengar beberapa materi presentasi yang dibawakan oleh teman mahasiswa dalam kelas perilaku seksual. Menular secara tidak terduga ketika orang yang tertular tidak menyadari bahwa properti yang ia pakai seperti handuk atau jarum suntik yang dipakai tidak steril dan pernah dipakai oleh orang yang memiliki penyakit menular seksual. Lalu penyakit menular seksual ini sendiri sebenarnya ada banyak macamnya mulai dari herpes, syphilis, ectoparasitic, gonorrhea, dan yang paling dikenal (menurut saya) HIV dan AIDS. Semua penyakit ini dapat menyerang semua orang tanpa pandang usia maupun jenis kelamin. Lalu apakah karena penyakit menular seksual kemudian dapat diasumsikan kalau penyakit ini pasti ditularkan melalui hubungan seksual? Tunggu dulu....justru cara berpikir seperti ini yang salah karena tidak semua orang yang memiliki penyakit menular seksual dikarenakan ia telah melakukan hubungan seksual dengan orang yang memiliki penyakit tersebut. Mereka mungkin adalah korban atau orang yang sama sekali tidak mengetahui tentang kebersihan properti yang mereka pakai seperti air di toilet umum, jarum yang dipakai untuk tato atau donor darah, ataupun handuk di tempat pijat refleksi / sauna dan berbagai hal lainnya. Tetapi sayangnya tidaklah mudah untuk mengubah persepsi masyarakat soal penderita HIV ataupun AIDS, mungkin masih ada beberapa orang yang memiliki persepsi negatif terhadap mereka bahkan menghindarkan diri dari korban penderita HIV atau AIDS karena takut tertular. 

Hampir semua penyakit menular yang sudah saya sebutkan diatas memiliki obat atau cara untuk disembuhkan melalui penggunaan obat antibiotik, tetapi untuk penyakit HIV atau AIDS sampai saat ini seperti yang kita tahu belum ditemukan obatnya. HIV cukup sulit untuk dideteksi karena adanya masa inkubus/laten (5-7 tahun), yaitu masa dimana seseorang tidak memperlihatkan gejala bahwa ia mengidap HIV sehingga seringkali seseorang telat mengetahui kalau dirinya terkena HIV. Setelah terkena HIV, apakah berhenti sampai disitu? Tidak juga karena setelah sistem kekebalan tubuh dirusak oleh virus HIV, seseorang akan sangat mudah terkena sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia, fase lanjutan inilah yang kemudian dikenal sebagai penyakit AIDS. Ada satu hal yang perlu diingat yakni HIV ataupun AIDS bukanlah penyakit turunan, karena keduanya memerlukan pintu masuk untuk terjadinya pertukaran cairan tubuh. In fact, penyakit HIV/AIDS memiliki 3 jalur penularan yang semuanya melibatkan pertukaran cairan tubuh: (1) hubungan seksual, (2) melalui darah yang mengandung HIV, (3) dari ibu pengidap HIV kepada bayinya. 

Sangatlah penting untuk mengubah pikiran mind set kita terhadap orang yang mengidap penyakit menular seksual, apabila biasanya kita selalu memiliki stereotipe negatif tentang diri mereka maka ada baiknya kita mulai mengubah cara berpikir kita. Saya rasa sangatlah kasihan bagi para penderita HIV/AIDS apabila mereka sudah tidak memiliki tempat lagi untuk bersosialisasi dengan orang lain disebabkan karena kondisi tubuh mereka saat ini. Terlepas dari apakah mereka tertular karena kesalahan mereka sendiri atau tidak, mereka (para penderita HIV/AIDS) seharusnya mendapatkan tempat di masyarakat untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam hidupnya. Lalu tentunya karena penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya maka hal yang dapat kita lakukan adalah mencegah agar hal tersebut tidak terjadi pada diri kita, karena kalau sudah terjadi ya seperti nasi sudah jadi bubur...tidak dapat dikembalikan seperti semula.

Dan kalaupun pada akhirnya seseorang didiagnosa HIV/AIDS maka apakah itu akhir dari hidupnya? saya rasa daripada terus menyesali apa yang sudah terjadi ada baiknya orang tersebut mengikuti salah satu kutipan ini 

“Turn your wounds into wisdom.” 
― Oprah Winfrey

Jadi daripada menyesali apa yang sudah terjadi ada baiknya kita belajar dari apa yang sudah terjadi dan menggunakan pengalaman tersebut agar hal yang sama tidak terjadi kembali.